Ulasan Film: Kembang Kantil (2018)



Film Kembang Kantil merupakan film horor Indonesia. Film garapan Ubay Fox ini dibintangi oleh Irish Bella, Nafa Urbach, Richelle Georgette Skonicki, Dorman Borisman, Fadika Royandi, Sarwendah, dan Kevin Kambey.

Cerita Kembang Kantil diawali oleh adegan seorang anak wanita dalam pelukan ibunya yang penuh darah dengan nyanyian Cicak di Dinding.

Kembang Kantil mengisahan seorang anak perempuan, Tania (Richelle Georgette Skonicki), yang tinggal di sebuah panti asuhan yang diasuh oleh Novi (Sarwendah). Tidak menyerupai bawah umur pada umumnya, Tania yakni anak yang sangat pendiam dan cenderung bersikap aneh. Karena perilaku anehnya tersebut, tak ada satupun anak yang ingin main bersamanya. Bila Tania merasa kesal, ia akan duduk di dingklik yang di sampingnya terdapat sebuah pohon yang tumbuh kembang kantil, ia memetiknya dan melahapnya layaknya makanan biasa.

Seorang pasangan suami istri, Anton (Fadika Royandi) dan Siska (Nafa Urbach), tiba ke panti asuhan tersebut untuk mengadopsi Tania dengan alasan untuk dijadikan sebagai "pancingan" biar mereka segera dikaruniai seorang anak. Awalnya Tania tidak bersedia ikut bersama mereka. Namun Anton berhasil membuatnya oke untuk pergi dan tinggal bersama mereka.

Tak usang sehabis Tania tinggal bersama Anton dan Siska, adik Anton, Alisa (Irish Bella), tiba menginap di rumah kakaknya. Satu bayangan penampakan menyerupai menyambut kedatangan Alisa. Bayangan itu membawa Alisa ke kamar Tania. Dan dari hal itu, Alisa tahu bahwa Tania yakni anak 
adopsi kakaknya.

Memperhatikan kelakuan Tania yang sangat pendiam dan misterius, Alisa merasa bahwa ada yang asing dengan anak itu Tewasnya ajun rumah tangga kakaknya dengan sangat mengenaskan, menciptakan Alisa semakin merasa yakin bahwa ada yang tak beres dengan Tania.

Dibantu oleh Aldy (Kevin Kambey) dan menerima petunjuk dari paman Tania, Toro (Dorman Borisman), yang juga nampak misterius, Alisa mengungkapkan misteri-misteri dan keganjilan yang terjadi di depan matanya.

Alur Cerita Kembang Kantil maju. Rangkaian dongeng film ini tidak terlalu kompleks dan gampang dipahami. Film Kembang Kantil bukan film yang mengandalkan penampakan yang angker ataupun minimnya cahaya. Karena waktu yang ditampilkan dalam hampir semua adegan diambil pada siang hari. Namun Efek horor dalam film ini hanya mengandalkan scoring yang cukup menciptakan penonton melaksanakan agresi jump-scare serta agresi pembunuhan yang terlihat tidak mengecewakan sadis.

Satu hal yang saya sayangkan dan menjadi pertanyaan saya. Kenapa film ini menentukan lagu Cicak di Dinding sebagai lagu istimewa Tania yang dinyanyikan oleh ibunya sebelum meninggal? Lagu yang seharusnya merupakan lagu ceria untuk nyanyian anak-anak, namun lagu ini menyerupai berubah rasa saat menjadi bab penting dalam film horor ini.

Nilai: 3/5

Post a Comment

0 Comments