Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yaitu insan biasa yang kemudian dipilih oleh Allah Ta'ala menjadi nabi dan rasul. Beliau begitu istimewa, bahkan semenjak kecil dia juga sudah mempunyai keistimewaan.
Karena insan terpilih, dia menjadi suri tauladan yang baik bagi seluruh umat. Nasihatnya begitu dipercaya sebab akan membawa kebaikan. Namun, apa balasannya bila menawar hikmah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam?
Ilustrasi |
Inilah Akibat bila Menawar Nasihat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
Alkisah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam didatangi oleh seorang dari Anshor berjulukan Tsa'labah. Tsa'labah hidup dalam kemiskinan dan maksud kedatangannya pada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan maksud meminta do'a.
Tsa'labah berkata, "Wahai Rasulullah, doakan saya semoga Allah Ta'ala memberiku harta yang melimpah."
Kemudian, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab, "Wahai Tsa'labah, sedikit yang bisa kamu syukuri lebih baik dari yang banyak namun tak bisa kamu syukuri. Bukankah kamu mempunyai suri tauladan dari Rasulullah (yang tidak hidup dengan harta berlimpah)? Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, bila saya menginginkan gunung menjelma emas dan perak, maka semua itu akan terjadi."
Mendengar hikmah tersebut, Tsa'labah pulang ke rumahnya. Tapi, ia kembali lagi pada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, mohonkan kepada Allah Ta'ala semoga memberiku harta yang melimpah. Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, bila Allah Ta'ala memberiku harta yang melimpah, kan kuberikan hak orang-orang yang membutuhkan."
Akhirnya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mendoakan Tsa'labah, "Ya Allah, berilah Tsa'labah harta yang melimpah."
Waktu berlalu, do'a Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada Allah Ta'ala untuk menciptakan Tsa'labah kaya pun terwujud.
Awalnya, Tsa'labah mempunyai satu ekor kambing. Kemudian, kambing tersebut semakin berkembang banyak sampai ia menjadi juragan kambing di Madinah. Bahkan, saking banyaknya kota tersebut tak bisa lagi menampung kambing milik Tsa'labah.
Akhirnya, ia mencari daerah di luar Madinah untuk menyebarkan ternaknya. Sayangnya, ia semakin tinggal jauh dari Madinah dan hal ini membuatnya tidak lagi ikut sholat berjamaah, atau sholat Jum'at di masjid. Ini dikarenakan ia sibuk dengan ternaknya.
Dan pada suatu hari, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengutus seseorang untuk mengambil hak (zakat) darinya. Ternyata Tsa'labah tidak mau memperlihatkan zakat, bahkan ia menghina utusan tersebut. Padahal ia berjanji akan memperlihatkan hak orang miskin.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Sungguh celaka Tsa'labah. Sungguh celaka ia."
Karena insiden ini, Allah Ta'ala berfirman dalam Al Qur'an surat At Taubah ayat 75 dan 76:
"Dan diantara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah, "Sesungguhnya bila Allah memperlihatkan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, pasti kami akan beramal dan pasti kami termasuk orang-orang yang saleh." Ketika Allah memberika kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling, dan selalu menentang (kebenaran)."
Inilah jawaban dari menawar hikmah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Beliau tau bahwa Tsa'labah tidak bisa mensyukuri nikmat, maka dia tidak memintakan kekayaan harta atas dirinya kepada Allah Ta'ala. Tapi Tsa'labah memaksa.
Oleh sebab itu, syukurilah seberapa besarpun rezeki yang diberikan oleh Allah Ta'ala. Dengan selalu bersyukur, insyaa Allah, Dia akan menambah kenikmatan dan kebahagiaan kita dan itu tak ternilai oleh uang.
Tsa'labah berkata, "Wahai Rasulullah, doakan saya semoga Allah Ta'ala memberiku harta yang melimpah."
Kemudian, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab, "Wahai Tsa'labah, sedikit yang bisa kamu syukuri lebih baik dari yang banyak namun tak bisa kamu syukuri. Bukankah kamu mempunyai suri tauladan dari Rasulullah (yang tidak hidup dengan harta berlimpah)? Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, bila saya menginginkan gunung menjelma emas dan perak, maka semua itu akan terjadi."
Mendengar hikmah tersebut, Tsa'labah pulang ke rumahnya. Tapi, ia kembali lagi pada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, mohonkan kepada Allah Ta'ala semoga memberiku harta yang melimpah. Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, bila Allah Ta'ala memberiku harta yang melimpah, kan kuberikan hak orang-orang yang membutuhkan."
Akhirnya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mendoakan Tsa'labah, "Ya Allah, berilah Tsa'labah harta yang melimpah."
Waktu berlalu, do'a Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada Allah Ta'ala untuk menciptakan Tsa'labah kaya pun terwujud.
Awalnya, Tsa'labah mempunyai satu ekor kambing. Kemudian, kambing tersebut semakin berkembang banyak sampai ia menjadi juragan kambing di Madinah. Bahkan, saking banyaknya kota tersebut tak bisa lagi menampung kambing milik Tsa'labah.
Akhirnya, ia mencari daerah di luar Madinah untuk menyebarkan ternaknya. Sayangnya, ia semakin tinggal jauh dari Madinah dan hal ini membuatnya tidak lagi ikut sholat berjamaah, atau sholat Jum'at di masjid. Ini dikarenakan ia sibuk dengan ternaknya.
Dan pada suatu hari, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengutus seseorang untuk mengambil hak (zakat) darinya. Ternyata Tsa'labah tidak mau memperlihatkan zakat, bahkan ia menghina utusan tersebut. Padahal ia berjanji akan memperlihatkan hak orang miskin.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Sungguh celaka Tsa'labah. Sungguh celaka ia."
Karena insiden ini, Allah Ta'ala berfirman dalam Al Qur'an surat At Taubah ayat 75 dan 76:
"Dan diantara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah, "Sesungguhnya bila Allah memperlihatkan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, pasti kami akan beramal dan pasti kami termasuk orang-orang yang saleh." Ketika Allah memberika kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling, dan selalu menentang (kebenaran)."
Inilah jawaban dari menawar hikmah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Beliau tau bahwa Tsa'labah tidak bisa mensyukuri nikmat, maka dia tidak memintakan kekayaan harta atas dirinya kepada Allah Ta'ala. Tapi Tsa'labah memaksa.
Oleh sebab itu, syukurilah seberapa besarpun rezeki yang diberikan oleh Allah Ta'ala. Dengan selalu bersyukur, insyaa Allah, Dia akan menambah kenikmatan dan kebahagiaan kita dan itu tak ternilai oleh uang.
0 Comments