Sebagai insan biasa, sakit yakni hal yang masuk akal kita terima. Sakit sanggup berasal sebab memang daya tahan badan kita yang rendah sehingga terjangkit sakit. Bisa juga merupakan suatu peringatan dari Allah Ta'ala atas dosa kita, sehingga kita diuji dengan cobaan berupa sakit.
Berbicara mengenai sakit, bahwa semua penyakit itu ada obatnya. Obat tidak hanya yang berasal dari dokter ataupun obat herbal. Al Qur'an pun sanggup menyembuhkan. Seperti apa?
Obat |
Inilah Rahasia Kesembuhan Menurut Al Qur'an
Di dalam Al Qur'an, terdapat kata Syifa yang berarti kesembuhan, dimana kata ini disebut sebanyak empat kali. Tiga kali diantaranya menyebut Al Qur'an sebagai penyembuh, sementara satu sisanya menyebut madu.
Diantara yang menyebut penyembuh yaitu:
QS Yunus ayat 57: "Hai manusia, sebetulnya telah tiba kepadamu pelajaran dati Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman."
QS Al Isra' ayat 82: "Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."
QS Fussilat ayat 44: "Katakanlah: "Al Qur'an itu yakni petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin"."
Dan yang menyebut madu sebagai penyembuh yaitu dalam firman Allah Ta'ala surat An Nahl ayat 69, "Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang majemuk warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia."
Pelajaran yang sanggup kita ambil diantaranya, bahwa ayat di atas mengisyaratkan bahwa kesembuhan ada di dalam Al Qur'an, sementara madu menjadi simbol dari obat. Inilah mengapa sering madu dijadikan obat untuk menyembuhkan aneka macam penyakit.
Allah Ta'ala memberi sifat Syifa' (kesembuhan) bukan dawa' (obat), sebab kesembuhan berasal dari Allah Ta'ala sementara obat belum tentu menyembuhkan. Hal ini menyerupai cerita Nabi Musa AS, dimana ketika itu ada seorang lelaki yang kesakitan.
Lelaki itu mencicipi sakit yang amat sangat hampir tak tertahankan. Kemudian, Nabi Musa AS berdo'a kepada Allah Ta'ala memohon petunjuk untuk menolong pria tersebut.
Datanglah petunjuk Allah Ta'ala, Nabi Musa AS mengambil flora tertentu untuk direbus dan diminumkan airnya. Tak usang kemudian, sakit yang dialami lelaki tersebut berangsur membaik dan tidak sakit lagi.
Beberapa bulan kemudian, ada orang lain yang mengalami sakit sama menyerupai pria yang pernah ditolong oleh Nabi Musa AS. Nabi Musa AS pun menciptakan ramuan yang sama dengan yang diberikan oleh lelaki sebelumnya. Namun, tidak ada dampak membaik yang ditunjukkan sebab obat tersebut.
Nabi Musa AS bertanya kepada Allah Ta'ala, lalu Allah Ta'ala menjawab, "Karena yang pertama atas perintah-Ku dan yang kedua belum ada perintahku."
Ini mengatakan bahwa kesembuhan tiba dari Allah Ta'ala, dan obat belum tentu sanggup menyembuhkan.
Oleh sebab itu, memang kita harus mencintai diri kita dengan merawat tubuh, ketika sakit maka segeralah merawat badan biar cepat sembuh. Dalam sunnatullah, kita berobat kepada dokter, tapi ingat bahwa Allah Ta'ala harus didahulukan. Obat dan dokter hanyalah perantara, sementara Sang Penyembuh yakni Allah Ta'ala.
Semoga bermanfaat!
Diantara yang menyebut penyembuh yaitu:
QS Yunus ayat 57: "Hai manusia, sebetulnya telah tiba kepadamu pelajaran dati Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman."
QS Al Isra' ayat 82: "Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."
QS Fussilat ayat 44: "Katakanlah: "Al Qur'an itu yakni petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin"."
Dan yang menyebut madu sebagai penyembuh yaitu dalam firman Allah Ta'ala surat An Nahl ayat 69, "Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang majemuk warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia."
Pelajaran yang sanggup kita ambil diantaranya, bahwa ayat di atas mengisyaratkan bahwa kesembuhan ada di dalam Al Qur'an, sementara madu menjadi simbol dari obat. Inilah mengapa sering madu dijadikan obat untuk menyembuhkan aneka macam penyakit.
Allah Ta'ala memberi sifat Syifa' (kesembuhan) bukan dawa' (obat), sebab kesembuhan berasal dari Allah Ta'ala sementara obat belum tentu menyembuhkan. Hal ini menyerupai cerita Nabi Musa AS, dimana ketika itu ada seorang lelaki yang kesakitan.
Lelaki itu mencicipi sakit yang amat sangat hampir tak tertahankan. Kemudian, Nabi Musa AS berdo'a kepada Allah Ta'ala memohon petunjuk untuk menolong pria tersebut.
Datanglah petunjuk Allah Ta'ala, Nabi Musa AS mengambil flora tertentu untuk direbus dan diminumkan airnya. Tak usang kemudian, sakit yang dialami lelaki tersebut berangsur membaik dan tidak sakit lagi.
Beberapa bulan kemudian, ada orang lain yang mengalami sakit sama menyerupai pria yang pernah ditolong oleh Nabi Musa AS. Nabi Musa AS pun menciptakan ramuan yang sama dengan yang diberikan oleh lelaki sebelumnya. Namun, tidak ada dampak membaik yang ditunjukkan sebab obat tersebut.
Nabi Musa AS bertanya kepada Allah Ta'ala, lalu Allah Ta'ala menjawab, "Karena yang pertama atas perintah-Ku dan yang kedua belum ada perintahku."
Ini mengatakan bahwa kesembuhan tiba dari Allah Ta'ala, dan obat belum tentu sanggup menyembuhkan.
Oleh sebab itu, memang kita harus mencintai diri kita dengan merawat tubuh, ketika sakit maka segeralah merawat badan biar cepat sembuh. Dalam sunnatullah, kita berobat kepada dokter, tapi ingat bahwa Allah Ta'ala harus didahulukan. Obat dan dokter hanyalah perantara, sementara Sang Penyembuh yakni Allah Ta'ala.
Semoga bermanfaat!
0 Comments