Ulasan Film: Book Club (2018)


Book Club merupakan film drama komedi romantis Amerika. Film ini disutradarai oleh Bill Holderman dan ditulis oleh Bill Holderman dan Erin Simms. Book Club dibintangi para aktris peraih penghargaan dan nominasi Academy Awards, mereka yaitu Diane Keaton, Jane Fonda, Candice Bergen, dan Mary Steenburgen. Book Club rilis di Amerika pada 18 Mei 2018.

Book Club mengisahkan empat orang sobat yang tak lagi muda; Diane (Diane Keaton), Vivian (Jane Fonda), Sharon Meyers (Candice Bergen), dan Carol (Mary Steenburgen), yang telah menjalankan klub buku bulanan selama kurang lebih tiga puluh tahun. Mereka mempunyai semacam moto:
We started this book club to stimulate our mind."
Masing-masing dari mereka mempunyai profesi yang berbeda. Diane seorang janda yang mempunyai dua anak, Jill (Alicia Silverstone) dan Adrianne (Katie Aselton), yang sangat peduli dan menyanyangi Diane dan memintanya untuk pindah ke Arizona yaitu daerah dimana keluarga Diane tinggal. Vivian yaitu seorang perempuan sukses pemilik sebuah hotel yang memulai cintanya bersama pria yang sudah beliau kenal selama 40 tahun, Arthur (Don Johnson). Sharon yaitu seorang Federal Judge juga janda yang sudah bercerai dengan Tom (Ed Begley Jr) selama 15 tahun dan mempunyai seorang anak laki-laki, Jared (Joey Stormberg). Sedangkan Carol yaitu mantan seorang penari yang ijab kabul dengan Bruce (Craig T. Nelson) cukup langgeng, namun mempunyai problem intimasi alasannya yaitu sama-sama sudah berumur.

Buku bulanan yang mereka baca untuk bulan itu yaitu 3 buku erotis best seller karya E. L. James yang berjudul Fifty Shades of Grey, Fifty Shade Darker, dan Fifty Shades Freed. Membaca ketiga buku tersebut inspirasi dari salah satu dari mereka yaitu Vivian.

Bagi mereka yang tak lagi muda, buku trilogi tersebut mempunyai daya tarik, merubah cara pandang mereka, dan mempengaruhi jalan hidup mereka, terutama problem seks. Saking menariknya, mereka membaca buku tersebut dalam keadaan apapun dan dimanapun, pada dikala mereka santai, sedang menyiram bunga, di pesawat, di kantor, bahkan ketika sedang dipijat. Mereka menyebut buku tersebut dengan wake up call bagi mereka.

Buku itu telah merubah mereka menjadi "bergairah" dan mencoba menemukan seorang pasangan menyerupai yang dilakukan para cukup umur yang sedang jatuh cinta, menjalin asmara, dan ingin mempunyai ikatan emosional yang sudah usang tak mereka rasakan.

Meskipun rangkaian dan isi kisah Book Club ringan dan sederhana, namun inspirasi dan cukup menarik karena keempat huruf utamanya tak lagi muda namun berlaga menyerupai halnya belum dewasa muda. Dari nge-date, mencari pasangan melalui perjodohan online, sampai maskeran biar nampak selalu infinit muda dan menawan.

Masing-masing huruf dalam kisah film ini mempunyai permasalahan percintaan dan pemecahan problem yang berbeda. Dan kesimpulan dari seluruh cerita, film ini wacana kisah cinta dan menemukan cinta itu sendiri.

Kata-kata favorit dari Diane, Vivian, dan Sharon, berdasarkan saya:
I'm getting older but I'm still learning." -Diane-
Not everything in the world is about sex. Did you ever read this book? This is a love story. This is what the world wants. That is what the world needs." -Vivian- 
I just want to say, I don't think that's what Shakespeare had in mind when he wrote those lines (Love looks not with with the eyes but with the mind). He was saying Cupid is blind. He wasn't saying that people should go think themselves into love and a system of pulse or minuses." -Sharon Meyers-

Beberapa pemandangan manis di Arizona yang disajikan dalam film ini menjadi hal yang istimewa buat saya 😍😊

Nilai: 3.8/5

Post a Comment

0 Comments