Tradisi surat-menyurat yang terlupakan oleh adanya perkembangan teknologi dalam bidang komunikasi. Komunikasi yaitu satu hal yang tidak akan sanggup kita lepaskan dari kehidupan sehari-hari kita. Hal tersebut tentu berkaitan dengan sifat dasar kita sebagai makhluk sosial, makhluk yang sangat membutuhkan interaksi antar sesamanya. Hingga dikala ini pun komunikasi telah menjadi salah satu kebutuhan paling fundamental bagi seluruh umat insan di banyak sekali penjuru bumi.
Untuk memenuhi kebutuhan berkomunikasi tersebut, manusia-manusia modern pun jadinya menemukan sebuah cara yang sangat efektif untuk saling berkomunikasi dengan rekan dan kerabatnya. Salah satunya yaitu dengan saling berkirim surat. Pada dikala itu, kegiatan surat-menyurat yaitu cara yang paling efektif untuk menjalin tali komunikasi dengan mereka yang berada di satu tempat tanpa terhalang jarak yang jauh.
Dengan saling berkirim surat pun, kita juga sanggup berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya, bahkan mengelilingi dunia sambil bertukar informasi. Saling bertukar informasi wacana ragam budaya, tradisi, sejarah, atau menceritakan wacana pesona alam di sebuah negara, yaitu sebuah kegiatan yang sangat mengasyikkan.
Namun perkembangan teknologi yang sangat pesat sampai dikala ini, pada jadinya menciptakan kegiatan surat-menyurat menjadi teredam. Kemudahan untuk memberikan kabar dan info lewat
media-media elektronik menjadi pilihan utama bagi seseorang untuk saling memberi kabar. Hampir tidak ada lagi yang meminati saling berkirim surat, mengingat hal tersebut tak lagi praktis. Tak heran bila generasi muda dikala ini lebih menyukai untuk berkomunikasi dengan memakai surat elektronik (e-mail), layanan pesan pendek (SMS), atau fasilitas-fasilitas lainnya, ibarat
BlackBerry Messenger (BBM), Yahoo! Messenger (Y!M), dan fasilitas-fasilitas yang memberikan kemudahan lainnya.
Bagi kebanyakan orang, terutama di zaman yang telah dibanjiri dengan banyak sekali berbagai kemudahan cangggih nan simpel ibarat dikala ini, surat-menyurat hanyalah media komunikasi yang membutuhkan tenaga lebih, alasannya yaitu kita harus menulis di atas selembar kertas, melipatnya, memasukkan ke dalam amplop, kemudian mengirimkannya lewat kantor pos terdekat. Dilihat dari proses barusan saja, tentu hal tersebut bukanlah sesuatu kegiatan yang praktis. Namun pendapat barusan tidaklah sepenuhnya benar, alasannya yaitu ternyata kegiatan surat-menyurat mempunyai makna lebih, kalau kita sanggup memahaminya dengan lebih dalam.
0 Comments