"Seorang ibu akan melaksanakan apapun demi pendidikan terbaik dan masa depan anaknya meskipun dalam keterbatasan biaya."
Kalimat itu yang sanggup saya simpulkan sesudah menonton film The New Classmate.
The New Classmate merupakan film drama komedi India. Judul orisinil film ini ialah Nil Battey Sannata. Film ini rilis pada 22 Juni 2016 di India dan rilis internasional dengan judul The New Classmate.
The New Classmate disutradarai oleh Ashwiny Iyer Tiwari, dan ditulis oleh Nitesh Tiwari, Ashwiny Iyer Tiwari, Neeraj Singh, dan Pranjal Choudhary. Film ini dibintangi oleh Swara Bhaskar, Riya Shukla, Ratna Pathak Shah, dan lain-lain.
The New Classmate mengisahkan seorang ibu, Chanda Sahay (Swara Bhaskar), yang membesarkan sendiri seorang anak perempuan, Apeksha Shivlal Sahay atau Apu (Riya Shukla), yang tak terlalu bersemangat dalam belajar. Apu yang sedang duduk di kelas 10 sama sekali tak ada motivasi untuk menuntaskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pada dikala Chanda bertanya pada anak perempuannya perihal cita-citanya, Apu menjawab ingin menjadi pembantu ibarat ibunya. Logika yang ada di pikiran Apu ialah bahwa anak dokter akan menjadi dokter, anak insyinyur akan menjadi insyinyur, dan anak pembantu akan menjadi seorang pembantu.
Mendengar hal itu, Chanda sangat duka sebab ia tak ingin anaknya hidup sepertinya. Ia mencurahkan semuanya pada majikannya, Nyonya Diwan (Ratna Pathak Shah). Nyonya Diwan ialah majikan yang sangat baik dan peduli pada Chanda. Ia yang selalu membesarkan hati Chanda. Tidak ibarat seolah-olah antara majikan dan pembantu, Nyonya Diwan berkata pada Chanda,
Diwan: "Orang meraih sukses dari 2 hal: keberuntungan dan kerja keras. Beruntung atau kerja keras."
Chanda: "Itu benar. Dan jikalau orang miskin beruntung, mereka tidak akan miskin, kan?"
Diwan: "Benar, sisanya cuma kerja keras. Itu lah yang harus dilakukan."
Merasa tergerak dengan kata-kata Diwan, Chanda tiba ke daerah bimbel (bimbingan belajar) untuk membantu Apu berguru aksesori pelajaran matematika. Bimbel itu memberi diskon 50% sebab sang pemilik mengenal Diwan. Bantuan sang majikan tidak hingga situ, Diwan memberi wangsit pada Chanda bahwa ia sebaiknya sekolah lagi masuk kelas 10 agar Chanda bisa mengajari matematika pada
Apu.
Demi sang anak, apapun dilakukan oleh Chanda. Dari bekerja keras, berpuasa demi kelulusan sekolah Apu, hingga ia mau melaksanakan saran Diwan.
Diantar oleh Diwan, Chanda mendatangi sekolah-sekolah untuk mendapatkan Chanda. Namun sayangnya semua sekolah tak ada yang mau mendapatkan Chanda yang usianya tak masuk logika untuk masuk kelas 10, kecuali sekolah yang dikepalai oleh Srivastava (Pankaj Tripathi), sekolah dimana Apu belajar.
Lebih baik telat daripada tidak sama sekali."
Itulah kalimat bijak yang dilontarkan oleh Srivastava yang juga guru matematika kelas 10 ketika memperkenalkan Chanda di depan kelas tanpa memberi tahu bahwa Chanda ialah ibu Apu.
Mengetahui ibunya masuk kelas, belajar, dan menjadi sobat gres kelasnya, Apu sangat murka pada ibunya. Chanda menjelaskan maksud dan tujuannya hingga Apu berjanji untuk berguru lebih ulet agar ia tak masuk kelasnya lagi. Namun itu hanya Apu lakukan sebentar saja. Dengan begitu Chanda masih tetap masuk di kelasnya.
Meskipun balasannya Chanda tahu apa yang dirasakan Apu perihal susahnya berguru matematika, Chanda yang sangat khawatir dengan minat berguru Apu, tak peduli dengan usia atau rasa canggung apapun yang membuatnya harus terus belajar. Bahkan ia tak segan-segan untuk minta diajari oleh salah satu anak di kelas 10, Amar (Vishal Nath), yang cukup cerdas di bidang matematika.
Berkat pinjaman Amar dan kegigihan Chanda, ia bisa mengejar ketertinggalannya bahkan menjadi rujukan bagi anak yang lain. Dan perlahan Apu mulai terpacu untuk berguru lebih rajin dan bisa mengikuti pelajaran matematika.
Melihat adegan ini saya jadi ingat dengan kutipan:
Tidak ada anak yang bodoh. Yang ada anak yang kurang termotivasi."
Namun sayangnya, hal itu hanya berlangsung sebentar. Apu iri pada ibunya sebab ia merasa Chanda sudah mengambil teman-temannya. Bahkan 2 sahabatnya; Sweety (Neha Prajapati) dan Pintu (Prashant Tiwari), juga lebih akrab dengan Chanda.
Klimaksnya, Apu mencuri uang yang disimpan oleh Chanda di sebuah kaleng yang disimpan untuk pendidikan dan masa depannya. Ia memakai uang itu untuk mentraktir Sweety dan Pintu juga membeli sepatu dan pakaian. Tahu uangnya hilang dicuri, Chanda sangat murka sebab uang itu ia dapatkan dengan kerja keras selain menjadi pembantu yang tidak Apu ketahui.
Jalan dongeng The New Classmate tidak terlalu kompleks. Isi dongeng film ini sama ibarat tipikal film India yang mengusung tema film pendidikan dengan keterbatasan. Namun penulis atau sutradara India selalu tahu cara menciptakan film bertema ibarat dengan dongeng dan metode yang hampir sama tapi dibentuk sedikit berbeda dan menarik.
Film dengan dongeng yang bersifat memotivasi pastinya selalu mempunyai pesan moral yang bisa disampaikan kepada penonton baik berupa adegan maupun kata-kata. Bagi saya, ada satu potongan kata yang menarik dalam film ini yang dikatakan oleh Amar kepada Apu pada dikala Amar tahu bahwa Apu sudah bersikap semena-mena pada ibunya. Amar berkata:
Kamu terlalu banyak bertanya, tapi kau tak pernah mencari jawabannya. Ingat yang pernah saya bilang, "jawaban-jawaban itu ada dalam pertanyaan."
Secara keseluruhan dongeng dalam The New Classmate sangat elok dan film ini layak untuk ditonton oleh orangtua, guru, atau siapa pun yang sedang mengenyam pendidikan dalam keterbatasan biaya dan sedikit harapan. Rasa yang dihadirkan dalam film ini beragam. Ada lucu, sedih, terharu, dan tentunya sangat memotivasi.
Dengan jalan dongeng yang sudah saya paparkan diatas, selesai dongeng film tipikal ibarat ini pastinya sangat gampang untuk ditebak. Dan hampir semua film India selalu berakhir happy ending.
Adegan terakhir antara Chanda dengan Apu yang duduk dengan pemandangan Taj Mahal di depan mereka, kata-kata Chanda pada Apu ibarat highlight dalam dongeng ini. Rangkaian kata yang tidak mengecewakan panjang diungkapkan Chanda pada Apu:
Kamu tahu, tidak ada salahnya gagal. Yang salah ialah mendapatkan kegagalan tanpa berjuang. Selalu ingat satu hal. Impianmu, bagaimanapun ialah milikmu. Banyak orang yang akan menertawakan impianmu. Biarlah mereka terus tertawa. Mereka tidak akan sanggup menggapai mimpimu. Ada beberapa orang yang akan mengerti impianmu. Dekatlah dengan mereka. Mereka akan menjaga impianmu tetap hidup. Kamu akan menghadapi kegagalan di tengah jalan. Itu pasti. Namun selalu ingat satu hal, bahwa ada mimpi yang selalu menemanimu. Tidak ada kegagalan yang berlangsung selamanya. Jangan hingga impianmu meninggalkanmu. Kamu tahu kenapa? Karena seandainya ada sesuatu yang harus kau capai dalam hidup ini, itu ialah impian kita. Dan tak ada yang bisa mengambilnya dari kita.
Nilai: 5/5
0 Comments