Ulasan Film: The Devil's Doorway (2018)


The Devil's Doorway merupakan film horor Amerika. Film ini disutradarai oleh Aislinn Clarke, ditulis oleh Martin Brennan dan Aislinn Clarke. The Devil's Doorway rilis di Amerika Serikat pada 13 Juli 2018.

Di awal dongeng film The Devil's Doorway tertulis di layar keterangan wacana awal kisah dongeng film ini:

Selama 200 tahun lebih gereja katolik Irlandia menahan para perempuan di daerah suaka atau daerah berlindung yang berjulukan Magdalena Laundries. Mereka menahan para PSK, yatim piatu, korban pelecehan, cacat mental, dan para perempuan hamil yang tidak menikah. Di tahun 1960, dua pendeta, Bapa Thomas Riley (Lalor Roddy) dan Bapa John Thornton (Ciaran Flynn) dikirim oleh Vatikan untuk menginvestigasi sebuah kejadian asing di sebuah rumah di Irlandia yang mana menampung para "wanita yang terbuang". Tugas mereka ialah mengungkapkan hal-hal mengerikan yang terjadi di rumah tersebut.

Meskipun kurang diterima oleh ketua biarawati Reverend Mother atau Mother Superior (Helena Bareen), kedua pendeta tersebut tetap mencari tahu dan merekam hal-hal yang terjadi dalam daerah tersebut salah satunya ialah patung-patung bunda maria yang selalu mengeluarkan darah di kedua matanya.

Bapa Thomas mencari tahu wacana darah yang selalu mengalir di mata patung-patung bunda maria. Dengan mencari tahu lebih dalam, hal tersebut berkaitan dengan perempuan yang sedang hamil, Kathleen O'Brien (Lauren Coe), yang dikurung dan diikat di ruang bawah tanah oleh Reverend Mother alasannya Kathleen dianggap sangat berbahaya. Misteri semakin mendalam ketika terungkap bahwa Kathleen masih perawan dan bisa berbicara bahasa Yunani Kuno.

Meskipun tidak ada penampakan angker yang muncul dalam film ini, namun dengan latar musik yang cukup dramatis dan intens, film ini cukup menciptakan jantung berdetak lebih kencang. Ditambah dengan bisikan-bisikan seorang anak kecil yang mengatakan:
Old father Long-legs can't say his prayers. Take him by the left leg and throw him down stairs."
Konsep film ini, dalam beberapa bab pengambilan gambarnya dibentuk ibarat film rekaman. Karena memang sesuai dengan isi dongeng yang dilakukan oleh dua huruf utama dalam film ini yaitu merekam atau memfilmkan pemeriksaan mereka ke dalam laporan keajaiban.

Dua huruf pendeta dalam film ini cukup menarik yaitu dengan usia mereka yang terpaut jauh. Bapa Thomas ialah seorang pendeta yang sudah renta dan mempunyai banyak pengalaman, sedangkan Bapa John ialah seorang pendeta yang masih sangat muda dan masih butuh banyak belajar.

Pada ketika mengalami kejadian-kejadian yang menyeramkan, John ragu menceritakan hal tersebut pada Thomas. John takut Thomas tak mempercayai wacana apa yang ia alami. Sebuah keraguan bekerjsama bukan hanya John yang merasakan, namun Thomas pun mencicipi keraguan dalam banyak hal, termasuk dilema keyakinan atau kepercayaan.

Dalam satu adegan, John bertanya pada Thomas,
John: "Why are you a priest?"
Thomas: "Because I want to be a good man. I wanted to get closer to God. That's not what happened. "
John: "What do you mean?"
Thomas: "Look around you, John. Do you think God is here in this place? This place disgusts me. The people who run this place disgust me. The bishop who sent us here the Vatican itself with its costumes and theater and luxury built on the back of ordinary people. That nun was right about the church and its dirty secrets. And I'm sick of it. Yes I believe in God or I try to, anyway. But doing this kind of work doesn't bring you any closer to God."

Mengacu pada jalan dongeng The Devil's Doorway, makna the devil dalam judul film ini mempunyai arti beberapa makna, tidak hanya mengacu pada setan atau hantu atau sejenisnya. Dan untuk jalan dongeng The Devil's Doorway itu sendiri sama ibarat cerita-cerita film misteri horor yang pernah ada.

Nilai: 3.5/5

Post a Comment

0 Comments